Setelah sebelumnya kita sudah membahas mengenai eksposure dalam fotografi, serta mempelajari bagaimana segitiga eksposure dimana ketiga elemen tersebut saling berkaitan, dan saling mempengaruhi. Kini kita akan membahas mengenai aperture dan dampaknya dalam foto.
Aperture atau bukaan lensa adalah ukuran yang menunjukan seberapa besar lubang yang terletak dalam lensa terbuka.
Jika shutter speed membatasi jumlah cahaya yang mengenai sensor kamera dengan seberapa cepat shutter di kamera membuka dan menutup, maka aperture membatasi jumlah cahaya dengan mengatur seberapa besar lubang lensa terbuka.
Untuk semua jenis lensa memiliki nilai aperture minimum dan maksimum yang berbeda. Untuk lensa kit atau lensa bawaan kamera biasanya memiliki nilai bukaan bervariasi mulai dari f/3.5-5.6.
Sebelum lebih jauh membahas tentang aperture, kita harus memahami terlebih dahulu pola penamaan pada bukaan lensa, jika pada shutter speed kita bisa mudah memahami kalau 1/100s artinya kecepatan rana membuka dan menutup secepat 1/100 detik, maka aperture pola penamaannya terbalik.
Iya terbalik, karena nilai aperture ditunjukan dengan angka F atau f/number. Maka jika bukaan lensa atau aperturenya besar maka nilai f yang ditampilkan di layar kamera kecil.
Baca juga:
- 6 Langkah Mudah Membuat Video Timelapse
- 10 Ide Bisnis Fotografi – Tips Jitu Meningkatkan Penghasilan Fotografer
- Teknik Mudah Membuat Foto Levitasi
Seperti sudah dijelaskan di atas, jika bukaan atau aperture besar maka lebih banyak cahaya yang masuk dan mengenai sensor kamera, sehingga foto yang dihasilkan pun lebih terang.
Sebaliknya jika aperture kecil maka cahaya yang masuk dan mengenai sensor lebih sedikit, nah penamaan untuk nilai aperture yang kecil ditunjukkan dengan angka f yang besar.
Nilai f yang kecil pada bukaan besar dan sebaliknya, gambar bersumber dari photographytricks.com |
Daripada anda lebih bingung tentang penamaan yang terbalik ini, pahami saja bahwa dengan bukaan besar, foto kita akan lebih terang dan sebaliknya.
Apa manfaatnya? Ketika kita menggunakan bukaan besar, dan cahaya yang masuk lebih banyak maka untuk mengimbanginya kita bisa menggunakan shutter speed yang lebih cepat, oleh karena itu, lensa – lensa yang memiliki bukaan besar seperti f/1.8 atau f/2.8, sering disebut dengan lensa cepat.
Karena kemampuannya menggunakan shutter speed yang lebih cepat dari lensa yang bukaannya lebih kecil.
Foto di atas diambil dengan menggunakan setingan f/2, hal apakah yang paling menarik buat anda ketika melihat foto tersebut ?
Oke kesampingkan pola yang ada, biasanya ketika melihat foto semacam itu, hal yang menarik pertama kali adalah blur pada foto tersebut. Blur di background foto sering juga disebut dengan bokeh, nah salah satu keuntungannya menggunakan lensa dengan bukaan besar adalah bokehnya yang keren.
Teknik bokeh atau blur pada background foto sering diaplikasikan ketika kita memotret model atau orang, karena hasil foto tersebut biasanya akan lebih dramatis (baca : menarik perhatian).
Malah ada fotografer yang hasil fotonya hampir selalu mengandalkan bokeh saja. Oke, itu kembali ke selera masing-masing.
Bokeh ini berkaitan erat dengan pembahasan mengenai depth of field atau ruang tajam. Oke, persiapkan kopi anda karena pembahasan ini juga cukup rumit.
Depth of field menunjukan seberapa besar ruang tajam atau daerah pada foto yang kita ambil yang tampak tajam.
Jika Depth of Field atau disingkat DoF memiliki ruang tajam yang luas, atau bisa dikatakan juga sebagian besar area yang kita foto tampak fokus dalam frame, maka dikatakan DoF lebar atau luas, sebaliknya jika DoF sempit maka daerah yang tampak fokus hanyalah kecil, atau terbatas pada satu titik saja dimana kita meletakkan titik fokus saat menjepretnya.
Terus apa hubungannya dengan aperture? Nah dari penjelasan dan foto-foto di atas seharusnya anda bisa mengambil kesimpulan sendiri, tapi jika belum, kita lihat foto di bawah ini.
Pulau Dua, Lembeh f/11 1/320s |
Bisakah anda menarik kesimpulan ? Ya…DoF yang luas atau lebar dimana ruang tajam tampak pada hampir keseluruhan foto, bisa kita dapatkan dengan menggunakan bukaan atau aperture yang kecil, dimana ditandai dengan nilai f yang besar.
Pada foto di atas saya menggunakan bukaan aperture f/11, sehingga keseluruhan foto tampak tajam, mulai dari air laut sampai di awan putih yang tampak jauh.
Jadi jika anda menginginkan keseluruhan area yang anda ambil dalam foto tampak tajam, gunakanlah nilai f yang besar, sebaliknya jika anda menginginkan bokeh atau DoF yang sempit, dan cuma pada area yang ingin anda fokuskan tampak tajam, gunakanlah aperture atau bukaan sebesar mungkin yang dimiliki oleh lensa anda, maka area selain yang terfokus akan blur.
Itu dulu untuk sedikit pemahaman mengenai aperture dan dampaknya dalam foto, pastikan anda sudah membaca penjelasan tentang shutter speed juga. Thanks for reading.
Yuk gabung bersama kami via Facebook & Twitter, atau like & subscribe untuk video tutorial kami di Youtube.
Penjaja Kata says
Selama ini masih gagal paham tentang aperture, sekarang agak mendingan nih. Makasih infonya, mas. Jadi makin semangat belajar fotografi. 😊
andri says
mantap,makasih bermanfaat 🙂